Tata Letak Blog

Wednesday, November 23, 2016

KISAH LDR YANG MENGGUGAH HATI BAG. 1

Long Distance Relationship, begitulah banyak orang menyebutnya. Sebuah kisah cinta penuh cerita. Cerita tentang pengorbanan, cerita tentang kesetiaan, tentang kesabaran, tentang kedewasaan, tentang perselingkuhan hingga cerita tentang putus di tengah jalan Tanpa Sebab.





Aku pernah terluka dan melukai….

Tapi karena itu aku bias belajar tentang bagaiman cara menghargai, menerima, berkorban dan mempertahankan…..

Aku pernah di bohongi dan membohongi…..

Tapi dari itu aku bisa belajar tentang kejujuran. Andai aku tidak pernah melakukan suatu kesalahan dalam hidup ini, mungkin aku tidak akan pernah belajar tentang arti darimeminta ma’f dan m’ma’fkan. Setiap waktu yang telah kita habiskan dalam hidup ini, baik yang kita isi dengan keburukan maupun dengan kebaikan, sungguh tak pernah terulang kembali. Namun ada satu hal yang masih tetap bisa kita lakukan yaitu, terus belajar dari masa lalu tuk hari Esok yang lebih baik…..


Saya tidak sanggup lagi ketika teman, sahabat, orang tua, kerabat tetangga bertanya kenapa hubungan saya berakhir...??? maka dari itu... mudah-mudahan dengan apa yang telah saya tulis ini bisa menjawab berbagai pertanyaan yang di lontarkan ke saya.... dan mudah-mudahan suatu saat nanti.... di(A) Membaca Artikel ini.... 

Awal cerita....

Pada Tanggal 28 Mei 2010, saya bekerja di salah satu intansi sebagai staf bagian administrasi. nyaman dengan tempat kerja yang baru, tapi ada hal yang saya lupakan.... saya tidak pernah punya pacar dan belum ada satu wanitapun yang bisa membuat hati saya luluh... pada tahun 2011, tepatnya tahun ajaran baru pada kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik.
Saya : "Neng Siswa baru Ya...???
di(A) : "Ia pak...!!! ada yang bisa saya bantu...???
Saya : "Tolong Panggilkan, Amel...!!
di(A) : "... A...Meelll... (sambil senyum2)
Saya : "Ia Amel.." Kenapa Senyum-senyum...???
di(A) : "Ngggakk Pak... !! hehehe

(beberapa saat kemudian, datang lah amel)
Amel : "Ada apa pak..??
Saya : "Ini Mel... kemaren kuitansi kamu ketinggalan... Nie....!!!
Amel : " Oh ia... makasih y pak... pantesan saya cari-cari gk ada...
Saya : "dia temen kamu...???
Amel : "ooohh.. ia pak...??? (sambil melihat ke arah dia)
(Dianya senyum-senyum terus... dengan ciri ada tahil lalat di bibir atas kiri dan ketawanya itu)

dari situlah pertama perkenalan kami, setiap hari pasti dia lewat di depan ruang tempat kerja saya, tiap istirahat kami ngobrol bertiga.. amel, saya.. dan dia... saya pun iseng minta nomor hp.. dia langsung ngasih nomor hpnya... dari situ kami sering kontek-kontekan melalui sms dan lewat suara telpn... disitulah benih-benih cinta itu tumbuh, tapi sangat di sayangkan dia sudah punya pacar... pada bulan september dia nelpon dengan suara terisak-isak, katanya ingin curhat, ternayata isi curhatannya dia putus sama pacarnya.. pucuk di cinta ulampun tiba... (kata orang tua dulu)... akhirnya pada bulan Oktober 2011 kami pun mengikat janji, (yaitu jadian) kalau menurut ABG sekarang... hehehe... 

Singkat Cerita... Tahun 2013 dia sudah duduk di kelas 12.. dan hubungan kami pun menginjak tahun ke 3 dan tanpa hambatan, tidak pernah marah-marahan atau sejenisnya.. uniknya.. meskipun kami pasangan dan diketahui oleh kedua orang tua masing-masing.... kami tidak pernah merasakan apa itu malam mingguan... hehe...

pada bulan mei tahun 2014, mamahnya nelpn.. suruh main ke rumahnya ada yang harus diobrolkan sangat penting... saya pun langsung meluncur ke rumahnya... sesampai di rumahnya, seperti biasa ngumpul bareng semuanya... tiba2 mamah dia ngomong.. 
Mamah :" a si teteh udah lulus sekolah, mamah hoyong hubungan a sareng teteh, di ikat... 
                supaya lebih tenang k mamah sareng ci bapak"
Saya : "Muhun mah mangga....!!! Menurut Teteh Gimana""???
dia : "Ia ... a... lebih bagus... dan tenang ka eneng"... Kalau Bisa... langsung Tunangan.. y...!!!
(pada tanggal 15 Mei 2014,akhirnya kami pun tunangan)

Setelah selesai sekolah, dia berpamitan untuk meminta izin kerja di jakarta bersama Om dan tantenya. di hadapan keluarganya saya memberikan izin dia kerja, tapi saya menyarankan, agar cari kerjanya di dekat rumah saja atau ruang lingkup kabupaten, agar mudah pulang dan mudah untuk bertemu.... Agustus 2014 dia berangkat ke jakarta dengan tujuan untuk mencari kerja... 

Memutuskan untuk tetap berpasangan saat mata tak saling melihat adalah hal yang luar biasa. Meski untuk itu seseorang harus siap Lelah Diterpa RinduMeski untuk menjalaninya seseorang perlu sekuat tenaga meredam cemburu. Cemburu pada keramaian, saat melihat sepasang manusia lainnya saling menggenggam tangan, ia hanya menggenggam angin. Saat hujan sepasang manusia berpayung berduaan, aku berpayung dengan siapa ?. Saat Sabtu malam tiba, semua orang keluar merenda kasih, aku hanya jadi penunggu rumah kos, menatap layar laptop sambil memegang tisu. Ketika di dalam cafe semua meja penuh berpasangan, meja miliknya justru selalu menyisakan satu kursi kosong. Ini tak adil, bukan ?. Memutuskan untuk tetap berpasangan saat raga tak saling dekat adalah hal yang luar biasa. Meski untuk menjalaninya seseorang harus siap mendengarkan banyak suara-suara miring tentang nasib pelaku LDR, tentang kisah cinta jarak jauh yang kerap berujung antiklimaks. 

Satu bulan ok fine, 2 Bulan jarang kontek, 3 Bulan lost Kontek... Aku Menyerah... saya menooba untuk bercerita ke orang tuanya tentang masalah yang sedang terjadi... kalau saya enjoy aja... karna LDR sedikit kemungkinan untuk abadi.... akhirnya.. orang tua dia menangis dan meminta ma'af karena telah mengizinkannya untuk bekerja... dan permasalahan ini... akan secepatnya di tangani...

Cerita cinta jarak jauh memang kerap melahirkan banyak ending yang mengundang empati. Dan suara-suara miring tentang akhir cerita sebuah LDR membuat banyak pelakunya takut menjalani. Cerita-cerita antiklimaks hubungan LDR akhirnya sering membuat pelakunya ragu untuk tetap saling mempertahankan. Buat apa menjalani cinta begini jika akhirnya juga akan sendiri ?. Untuk apa tetap berdua jika ini hanya sebuah jomblo yang tertunda ?. 

Semua orang tahu apa itu LDR. Tapi hanya pelakunya yang mengerti pasti rasanya menjalani kisah cinta jarak jauh. Mereka bahagia tapi kadang juga menderita. Mereka mencoba saling percaya tapi sering tak bisa mengelak dari rasa curiga. Menuntaskan rindu lewat suara di ujung telepon atau tatap muka lewat video tidak pernah bisa mengganti tatapan mata secara langsung. Pesan saling menguatkan kadang terasa hambar tanpa pelukan. Apalagi jika masalah melanda, menyelesaikannya dari sambungan telepon kadang malah memperburuk keadaan. Pada akhirnya mereka yang menjalani LDR kerap merasa hubungan mereka seperti bohong belaka. Mereka terikat janji tapi seperti tak memiliki, jadi apa bedanya dengan para single lain ?. Pikiran-pikiran itu akhirnya sering membuat para pelaku LDR merasa lelah. 

Bicara itu mudah, berjanji dalam hati juga tidak sulit. Tapi tak ada yang lebih tahu perasaan tersiksa dari hubungan jarak jauh kecuali mereka para pelaku LDR. Tersiksa oleh rasa curiga dan cemburu. Tersiksa oleh kekhawatiran akankah hubungan ini akan bermuara indah atau hanya akan berakhir sama seperti cerita-cerita korban LDR ?. Sebenarnya tak ada beda yang benar-benar nyata antara cinta jarak dekat dan cinta jarak jauh. Selagi ada niat menjaga hati, semua masalah bisa teratasi. 

Jodoh memang sudah dituliskan dalam suratan Tuhan. Tapi menyerah bukan cara yang dianjurkan Tuhan. Memutuskan untuk tetap berpasangan dalam rentangan jarak yang jauh adalah hal luar biasa yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang pilihan. Siapa bilang cinta jarak jauh hanya menghadirkan rasa jenuh ?. Justru sebaliknya, pelaku LDR adalah orang-orang yang diberikan banyak perasaan istimewa. Hanya pelaku LDR yang memahami indahnya pertemuan setelah menyimpan rindu sekian lama. Hanya pelaku LDR yang bisa menghargai pengorbanan pasangan melintas ratusan kilometer untuk bisa tiba di muka rumah, mengetuk pintu, dan mengucap “hai…”. Hanya pelaku LDR yang bisa merasakan indahnya kejutan surat di muka pintu atau berdebar-debar menanti layar skype dan chatting terbuka. Dan hanya pelaku LDR yang bisa menguji cintanya lewat ujian-ujian yang tak dialami orang lain.

Menjaga hati memang tak mudah. Apalagi ketika konflik batin dan pikiran beradu. Ketika hati ingin bertahan, tapi pikiran justru diserbu banyak godaan. Hubungan ini memang berkomitmen tapi tak pasti. Untuk apa menjaga hati jika akhirnya sendiri ?.  Rasa semacam itu kerap sekali membuat pelaku LDR tersiksa. Siksaan yang kerap menggoda para pejuang LDR untuk menyerah.

Tapi lihatlah, banyak orang yang sanggup lewati waktu dengan bahagia. Banyak orang yang dengan sederhana menjalani harinya di kejauhan hingga akhirnya bisa menjemput pasangannya di hari bahagia. Banyak pejuang LDR yang diam-diam tanpa banyak kata bisa membingkai cerita cinta abadi.


No comments:

Post a Comment