Tata Letak Blog

Sunday, November 24, 2013

GEMAKALBU

Tuesday, November 19, 2013

5 Senjata Tercanggih dan Paling Menakutkan di Dunia
5 Senjata Tercanggih dan Paling Menakutkan di Dunia

Sumber: http://www.unikgaul.com/2013/03/5-senjata-tercanggih-dan-paling.html
Konten ini memiliki hak cipta
5 Senjata Tercanggih dan Paling Menakutkan di Dunia

Sumber: http://www.unikgaul.com/2013/03/5-senjata-tercanggih-dan-paling.html
Konten ini memiliki hak cipta

Berita Militer Terbaru Indonesia

SAHABAT SELAMANYA

Karya Monica Sucianto

Disana terlihat dua orang anak perempuan yang kelihatan bahagia. Mereka tertawa dan bercanda berdua. Ternyata mereka berdua adalah sahabat. Mereka berdua mernama Adell dan Airin. Mereka takkan terpisahkan. Adell dan airin sudah saling kenal sejak kecil. Mereka berdua tdk pernah terpisah. Mereka sekelas bahkan satu bangku.

Pagi harinya di sekolah…
“Rin……” sapa Adell. Tapi yang biasanya mereka sangat akrab, sekarang berubah terbalik. Airin tidak menjawab sapaan Adell. Dia hanya pergi menjauh dari Adell sambil merintih seperti menangisi sesuatu. Adell sangat bingung, airin adalah sahabat nya tapi mengapa dia berubah menjauhi Adell.
Dikelas mereka berdua hanya diam diaman. Airin hanya memandangi wajah Adel dengan mata yang berkaca kaca. Saat Adell menyapanya, dia hanya meneteskan air mata. Dia gak mau bicara apa masalah nya, padahan Adell itu sahabatnya. Hingga suatu hari bangku Airin kosong, dia pindah ke bangku dipojok kelas yang jauh Dari Adell. Apa yang terjadi dengan nya?. Dia bukan Airin yang seperti biasanya.
Apakah Airin marah pada Adel?. Tapi gak mungkin. Soalnya Adel itu sahabatnya. Adell gak mau sahabat satu satunya pergi.
Adell takut Airin arah padanya. Adelpun meletakkan secarik surat kecil di depan rumah Airin. Surat itu tertulis…….
Airin….. kamu marah ya sama aku. Kalo aku salah bilang aja aku bakal minta maaf sama kamu. Sorry ya sebagai sahabat aku gak bias jadi seperti yang kamu inginkan. Kalo kamu udah gak mau jadi sahabatku lagi aku gak bakal marah, tapi hati kecilku ini tetap sedih kalo kamu gak mau jadi sahabatku lagi. Kuharap kamu cepat membalasnya

Dari Adell
Adell selalu memeriksa kotak surat di depan rumah nya, berharap ada surat balasan dari Airin. Tapi hasilnya selalu nihil. Gak ada satu surat pun di kotak surat tua itu. Adell sudah tak sanggup menunggu lagi. Dimalam yang dingin ini dia langsung berjalan cepat menuju rumah Airin. Adell tak bisa berhenti sebelum sampai di rumah Airin. Tiba tiba langkah nya berhenti mendadak tepat di tujun nya, rumah Airin. Adell melihat Airin sedang menangis di depan jendela sambil memegang surat dari Adell. Disitu terlihat Adell kebingungan, kenapa Airin nangis baca surat dari Adell???.
“Airin……..”teriak Adell dari depan rumah Airin. Tapi disitu Airin malah pergi. Dan tak terlihat lagi Airin di depan jendela. Adell pun pergi dengan langkah pelannya dan sekali kali menoleh ke belakang mengharapkan Airin keluar dari rumah nya.

Keesokan harinya, di papan absen tertulis nama “Airin”. Adell pun menoleh kearah bangku Airin yang jauh darinya. Ternyata benar, Airin gak masuk. Sekarang di hari hari Adell udah gak ada canda dan tawa lagi bersama Airin. Mungkin Airin “udah punya sahabat yang lebih baik dari ku”pikir Adell.
Adell sangat tidak bersemangat melangkah pulang kerumah nya. Biasanya Adell pulang sama Airin. Sekarang Adell hanya sendrian. Disitu terlihat Adell sudah hampir meneteskan air mata kesepian.
Sesampainya di rumah, Adell melihat ada surat di dalam kotak surat depam rumahnya. Adell pun membuka kotak surat tua itu perlahan lahan, dan mengambil surat di dalam nya. Disitu Adell sangat terkejut, itu surat dari Airin.

Surat itu tertulis……
Maaf ya Dell, Aku bukan gak mau jadi sahabat kamu lagi. Cuma setiap aku ngeliat kamu, rasanya pengen nangis. Aku bakal pergi ke luar kota. Aku sedih setiap ngeliat kamu, soalnya kita bakal berpisah lama. Mungkin kalo sudah satu tahun aku pergi kamu bias jemput sku di bandara, itu juga kalo kamu gak lupa sama aku. Bentar lagi aku mau berangkat ke bandara, selamat tinggal

Dari Airin
Belum sempat Adell ganti baju, Adell langsung lari ke rumah Airin. Adell lihat, rumah Airin kosang. Tiba tiba terdengat suara mobil. Suara mobil itu terdengar dari garasi Airin. Tiba tiba mobil Airin keluar dari garasi dan didalam nya ada Airin yang melambaikan tangan pada Adell. “Selamat tinggal Adell, semoga satu tahun kedepan kita masih bias bertemu” teriak Airin semakin mengecil.
Semejak itu Adell sering terlihat menyendiri. Adell terlihat kesepian tanpa Airin yang biasa menemani nya. Adell tak sabar satu tahun berlalu. Hingga penantiannya pun tercapai. Sudah satu tahun berlalu. Tidak lupa Adall segera menuju bandara. Adell terus menunggu tanpa ada kata lelah. Waktupun terus berjalan, sudah dua puluh empat jam Adell menunggu, tapi gak ada tenda tanda dari Airin.
Keluarga Adell udah kebingungan mencari Adell. Semua tempat kesukaan Adell udah di cari, tapi Adell tetap gak ketemu. Orang tua Adell gak berfikir mencari Adell ke bandara.

Tiga hari tiga malan Adell menunggu. Hingga Akhirnya Adell putus asa. “mungkin Airin udah gak mau kembali lagi” pikir Adell. Dengan langkah kecilnya Adell pun mencoba berjalan pulang. Dengan sedikit tenaga yang Adell miliki, akhirnya Adell bias pulang. Adell langsung disambut senang oleh keluarganya.
“Sayang… kamu kemana aja? Kok gak pulang pulang?? Mama ambilin teh ya??” Tanya mama bertubi tubi. Adell hanya bias menganggukkan kepala. Beberapa menit kemudian mama datang dengan memegang secangkir teh. Tapi, tiba tiba teh itu terjatuh. Disitu Adell sudah tergeletak di lantai. “sayang….sayang bangun kamu kenapa?”ucap mama kebingungan. Ternyata Adell udah gak ada. “Adell jangan tinggalin mama, mama sayang Adell”teriak mama sambil menetaskan air mata.

Adell pun di makamkan di sebelah makam mewah. “selamat tinggal ya sayang, semoga kamu tetap inget sama mama. Mama tetap doain kamu, mama bekal terus sayang kamu walau gak bias mama ucapkan langsung di depan mu mama tetap selalu ada buat kamu sayang GOOD BYE FOREVER” ucap mama di depan makan Adell. Ternyata makam meweh di sebelah makam Adell itu………. Makam Airin. Airin sudah meninggal karena kecelakaan pesawat. Gak ada yang bisa ngabarin Adell soalnya semua keluarga Airin tewas dalam kecelakaan pesawat itu. Walau begitu mereka tetap Abadi menjadi sahabat walau gak dibumi lagi.
**TAMAT**
PROFIL PENULIS
Nama : Monica Sucianto

PESAN TERAKHIR DARI SAHABAT


Karya Aliyah Utamawanti

Langkah demi langkah telah kami tapaki. Panas, hujan, senang dan duka telah kami jalani. Kebersamaan ini seakan tak bisa digantikan oleh uang ataupun berlian yang mahal. Itulah Aku dan Icha. Kami sudah bersahabat sangat lama, dari mulai Sampai saat ini di bangku kuliah. Banyak hal yang kami lalui. Sampai di semester 4 ini kam selalu kompak. Meskipun ada masalah yang menghadang kami tetap bersama. Saat itu ketika aku sedang berjalan melewati perpustakaan, aku melihat Icha dududk sendiri dalam keadaan wajah yang murung.
"Hai Cha....!!? Kmu kenapa??" Tanya ku
"Haah.. Aa.. Aku.. Aku nggak apa – apa kok Ndin?!" Jawabnya terkejut
Hari itu aku melihat sahabatku untuk pertama kalinya tak ceria. Sebelumnya aku tidak oernah melihatnya seprti itu, yang biasanya ku lihat adalah goresan senyuman kecil nan manis dari bibirnya. Aku bingung dan termenung di depannya.
***
Pesan Terakhir dari Sahabat
Lalu tiba – tiba dia mengeluarkan selembar formulir beasiswa untuk melanjutkan kuliah semester 5 sampai akhir di Busan University, Korea Selatan. Karena kebetulan kampus tempat kami kuliah menjalin kerjasama dengan Busan University di bidang Teknik Arsitektur, Kedokteran, dan Kesenian.
"Andin... Jika kamu mempunyai kesempatan kuliah dengan beasiswa ke luar negeri, apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Icha.
"Ya aku akan kejar itu, tapi... itu semua nggak mungkin karena aku nggak secerdas kamu..." Jawabku minder sambil menundukkan kepala.
"Kalau kamu nggak cerdas, kamu nggak akan nggak masuk Fakultas Kedokteran.. So bagaimana, kamu masih berminat melanjutkan kuliah ke luar negeri kan??" Sahut Icha sambil memegang pundakku.
"I.. Iya siih.. Tapi.. kamu juga akan ikutkan?? Waktu itu kan kita sudah sepakat untuk kuliah bersama di luar negeri jika memperoleh beasiswa..." Kataku.
"Kalau aku,, aku nggak tahu.. Aku bingung.." Jawab Icha.
"Lhoo kenapa bingung.. Seharusnya kamu ambil beasiswa itu.. Rugi banget kalau nggak kamu ambil..." Sahutku.
"Justru aku ambil ini untuk kamu, Ndin. Supaya kamu nggak mimpi terus ingin kuliah ke luar negeri. Maaf ya, Ndin aku masih ada jam kuliah..." Tutur Icha sambil tersenyum manis. Seakan – akan itu adalah senyuman perpisahan.
Sedangkan aku hanya terangah dan terdiam melihat sahabatku Icha seperti itu.
***

Akhir – akhir ini aku memang heran melihat perubahan tingkah laku Icha yang aneh. Ia jarang memasang senyumannya yang manis. Yang dia berikan padaku sekarang adalah petuah dan motivasi – motivasi agar aku tekun belajar demi menggapai cita – cita. Mungkin itu karena kami sudah dewasa. Kami harus menyiapkan diri untuk menatap masa depan yang akan datang. Tapi sebenarnya itu terlalu aneh. Apa yang terjadi pada sahabatku Icha? Bahkan untuk kali ini aku tidak bisa membaca tingkah laku Icha yang aneh itu.

Saat malam, ketika aku sedang menyelesaikan proposal, aku teringat kepada selembar formulir beasiswa yang diberikan Icha kepadaku. Aku membaca formuir itu dan bertanya dalam hati.
"Apa aku bisa melanjutkan kuliah ke Universitas Busan? Apa mungkin aku bisa mencapai cita – citaku sebagai seorang dokter?"

Saat aku sibuk memikirkan perasaanku, tiba – tiba handphone ku berdering, ternyata itu telfon dari Icha.
"Hallo Andin..?" Sapa Icha.
"Iya.... Ada apa Cha..?? Tumben malam – malam telfon!?" Sahutku.
"Aku hanya mengingatkan jangan lupa mengisi formulir beasiswa formulir itu. Karena formulir itu akan dikumpulkan hari Senin dan pada hari itu juga akan diadakan seleksi mahasiswa yang akan mendapatkan beasiswa ke Universitas Busan. Ok friend..!!?"
"Itukan kurang satu minggu lagi.. Kamu tuh lebay banget siih Cha...??! Satu minggu kan masih lama..."
"Iya.. Satu minggu memang lama, tapi hari kan berjalan terus.. ntar tahu – tahu aja udah hari Mingu...."
"Hehehehe...... kok ngelantur gtu siih Cha...??"
"Hehehehe....... Ngelantur... Ya nggaklah.. Memang satu minggu itukan cepat... Sudah ya,,, aku hanya mau beritahu itu doang.... Semoga kamu bisa melanjutkan kuliahmu di Busan yaa teman...!!?"
***

Tiga hari berlalu, seperti biasa aku menaiki sepeda motor matikku untuk melaju ke kampus. Sampai di sana banyak mahasiswa kedokteran yang sudah mengumpulkan proposal, tidak ketinggalan juga aku. Setelah selesai mengumpulkan proposal, aku langsung menuju tempat dimana biasanya Icha berada, yaitu perpustakaan. Tapi hari itu beda, aku sama sekali tidak melihat Icha, mungkin Icha masih ada jam kuliah. Lama aku menunggu Icha di perpustakaan. Karena jenuh, aku melangkahkan kakiku perlahan – lahan menuju pintu untuk keluar. Tepat di depan pintu keluar itu aku bertemu dengan teman sekelas Icha.
"Eee.. Vi... Vitha....!!? Kamu Vitha kan teman sekelas Icha...??"
"Oohhw... Iyaa... Ada apa yaa...?? Bukannya kamu Andin..?"
" Iyaa,, Aku Andin... Eee,, Icha hari ini masuk kuliah nggak..? Karena sejak tadi aku nunggu Icha di perpustakaan ini, tapi Icha nggak datang – datang..."
"Lhoo... Ndin kamu belum tahu yaa....??!!"
"Maksud kamu belum tahu apa... Aku nggak ngerti apa – apa....??"
"Yang bener... Kamu kan sahabatnya Icha yang paling dekat.... Icha sakit, Ndin..."
"Apaa.....!!! Kamu nggak bohong kan Vit.. Emang Icha sakit apa...??!"
"Aku kurang tahu, tapi ku dengar Icha mengidap kanker.. tapi itu nggak mungkin.. Karena selama ini Icha nggak menunjukkan tanda – tanda seperti orang yang sakit parah. Dia malah melakukan aktivitasnya seperti biasa... Bahkan saat mendengar kabar itu, aku sama sekali nggak percaya.. Lebih baik kamu sekarang ke rumah Icha "
"Haaahh... Makasih ya Vit atas infonya..."

Sebenarnya aku nggak percaya tentang apa yang dikatakan oleh Vitha padaku. Tapi aku juga merasa bingung karena sudah tiga hari aku tak bertemu dengan Icha. Terakhir aku berkomunikasi dengan Icha lewat telfon. Tanpa pikir panjang aku langsung menuju rumah Icha.
"Assalamu'alaikum.... ???"
"Wa'alaikumsalam..... Eeehh Non Andin..."
"Bi,, apa Icha ada di rumah? Aku ingin ketemu sama dia Bi..."
"Lhoo,, Non Andin belum tahu yaa,,,!? Non Icha masuk rumah sakit.. Non Icha Sakit Non... "
"Astaghfirullah....!! Apa Bi..? Bibi nggak bohong kan..?? Icha sakit apa Bi..??"
"Non Icha sakit kanker stadium akhir, Non..." Sambil menitihkan air mata.
"Apaa... nggak mungkin....!!"
"Lebih baik Non andin sekarang ke rumah sakit Mutiara Medika sekarang juga.."
"Iyaa,, makasih ya Bi...."
***

Dengan langkah tergesah – gesah aku segera menuju ke rumah sakit Mutiara Medika. Sampai di sana aku bertemu dengan kedua orang tua Icha. Mereka kelihatan sedih. Aku pun berjalan mendekati mereka.
"Keadaan Icha sangat mengkhawatirkan..." Kata mama Icha sambil menangis
"Tante,,, Tante yang sabar yaa Tan.. Tante harus yakin kalau Icha pasti sembuh dan bisa ceria lagi.."
"Tante sudah coba untuk yakin, tapi seprtinya tidak mungkin... mengingat kanker yang di derita Icha sudah sangat parah.."
"Tante harus percya sama Tuhan, Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik bagi Icha, Tante, dan Om.. "
"Iyaa... Terimakasih yaa Andin.. Hanya kamu sahabat yang paling baik untuk Icha... "
"Eee,,, Tante,, bolehkah aku melihat Icha sebentar... Aku ingin tahu keadaan Icha, Tante,,,"
"Boleh Andin,,"

Perlahan langkahku menuju masuk ruang ICU. Seketika tubuhku lemas. Aku tak sanggup menahan air mataku yang terus keluar, apalagi saat aku melihat alat – alat yang dipasangkan ke tubuh Icha. Aku melihat sahabatku bertarung melawan penyakitnya sendiri. Mengapa Tuhan tak membagi penyakit Icha kepadaku juga,, aku tak sanggup melihat sahabatku koma seperti ini.
"Hai.. Cha.. Ini aku Andin.. Sahabatmu... Kenapa kamu berbaring disini,, ini bukan tempatmu Cha... Apa kamu tahu Cha.. Aku kangen banget sama kamu.. Aku ingin kamu tertawa lagi Cha, aku ingin kamu ngajari aku matematika lagi Cha, aku ingin lihat dan dengar kamu main piano lagi Cha.. aku ingin mengulang semua yang pernah kita jalani Cha.. Baik suka maupun duka. Cha,, aku ingin kamu buka mata kamu Cha.."
"Sudah.. Andin,,, Icha pasti dengar apa yang kamu katakan... Hanya Icha tak sanggup untuk berbicara.. "
"Tapi Andin ingin Icha buka mata, Tante... Andin ingin Icha melihatku disini..."

Tak lama kemudian... Tubuh Icha kejang dan alat detak jantung Icha tidak berjalan lancar. Aku dan mama Icha segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Icha. Dokter pun datang dan kami menunggu di luar rung ICU sambil berdoa agar tidak terjadi apa – apa dengan Icha.
"Andin... Apa sebelumnya Icha pernah bilang ke kamu, bahwa ia mengidap kanker otak.."
"Icha nggak pernah bilang apa – apa ke Andin, Tante.. Mengeluh saja Icha tidak pernah.."
"Ya,, Allah.. berarti Icha menyembunyikan penyakitnya ini dari kita semua.. Tante juga baru tahu Icha mengidap kanker otak satu minggu yang lalu. Tante menemukan selembar surat dari rumah sakit yang berada di bawah bantal Icha. Ternyata surat itu adalah surat pernyataan dari dokter, yang menyatakan bahwa Icha mengidap kanker otak stadium akhir..."
"Kenapa Icha menyembunyikan ini dari kita, Tante. Kenapa Icha tak mau membaginya dengan kita.. tapi memang Tante akhir – akhir ini aku melihat perubahan pada diri Icha. Icha yang biasanya ceria, suka bercanda, berubah menjadi seseorang yang murung dan pendiam. Icha lebih suka menghabiskan waktunya di kampus,, tidak seperti biasanya, ketika Andin ajak Icha main selalu mau."
"Mungkin Icha sudah tahu saat yang akan tiba ini...." Sahut papa Icha.
"Papa...!!!!"

Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruang ICU. Tapi aku malihat raut wajah dokter itu menujukkan kesedihan, semoga hal itu tidak terjadi.
"Ibu,,, Bapak,,, Mungkin ini adalah keputusan Tuhan yang terbaik bagi kita semua..."
"Maksud dokter apa,, anak saya bisa di selamatkan kan, Dok??! Icha selamat kan, Dok??" Kata mama Icha.
"Maaf, Bu, Pak, Adik... Icha tidak bisa diselamatkan,, Icha sudah meninggal..."
"Apa dokter,, tidak mungkin.. Icha tidak mungkin meninggal.. Icha masih hidup.. Dia anak semata wayang saya dokter,, Icha anak yang kuat. Dia tidak mungkin meninggal...."
"Innalillahiwainnaillaihiroji'un.... Icha anakku... sudah Ma,, sudah,, Icha sudah tiada,,"
"Innalillahiwainnaillaihiroji'un.... Icha,,, kenapa kamu harus pergi secepat ini Cha... Tante, Om.. yang sabar yaa,,, mungkin ini cobaan untuk kita semua..."

Mama Icha langsung menerobos masuk ke rusng ICU.
"Icha,, syang ini mama nak.. Bangun nak ini mama..."
"Ma.. Sudah ma.. Icha sudah meninggal..."
"Tante........."
Tangisan pun pecah di dalam ruang ICU. Duka pun menyelimuti hari ini. Kami tak akan lagi menemukan keceriaan Icha lagi, dan aku tak akan lagi menjumpai Icha yang selalu menyapaku saat di kampus. Tubuhku tiba – tiba lemas, tak sanggup lagi berdiri tegak. Mama dan papa Icha langsung bersimpuh karena tak kuat kehilngan anak semata wayangnya itu.
***

Selang berapa lama kemudian, jenazah Icha di bawa pulang untuk dikebumikan. Suasana haru dan pilu menyelimuti pemakaman Icha. Begitu batu nisan telah tertancap di atas tanah merah, duka dan derai air mata tak henti – hetinya mengalir di pemakaman ini. Lalu langkah demi langkah yang pelan akhirnya meninggalkan pemakaman.
***

Lima hari setelah kepergian Icha, aku merasa kesepian. Aku tiidak menemukan lagi senyuman, gurauan dan suara Icha yang selalu membuatku senang. Rasanya aku masih belum percaya kalau Icha telah pergi untuk selamanya. Tapi aku telah mengikhlaskan kepergian Icha.

Sore hari sepulang kuliah aku menyemptkan diri untuk mampir ke rumah Almarhummah sahabatku Icha. Masih sangat terlihat suasana duka di rumah Icha, bahkan kedua orang tua Icha masih belum bisa menghilangkan rasa kehilangan anak semata wayangnya itu. Aku melihat Mama Icha berada di kamar Icha sambil mengusap – usap foto anaknya, Icha. Aku pun menghampiri mama Icha.
"Tante... Tante apa kabar....??"
"Tante baik – baik saja, Andin... Tapi tante sangat merindukan anak tante... Tante masih belum percaya kalau Icha sudah meninggalkan tante untuk selama – lamanya... "
"Tante.... tante harus bisa mengikhlaskan kepergian Icha... Kalau tante sedih terus Icha pasti juga ikutan sedih disana... Tante nggak mau itu terjadikan... Tante harus yakin, meskipun Icha udah nggak ada, tapi Icha akan terus ada di sini.. dia tetap nggak akan pernah menghilang. Tante harus percaya itu."
"Iya, Andin... tante coba untuk ikhlas,, dan tante tahu akan hal itu.. Kamu tahu Andin, kamar Icha ini banyak menyimpan kenangan buat tante..."
"Iya, tante.. aku rasa juga begitu..."
"Andin.. Tante tinggal dulu ya sebentar..."
Saat Mama Icha meninggalkanku sendiri di kamar Icha, aku merasa Icha juga ada disini, menemaniku. Kenangan tentang Icha masih melekat di otakku. Semua masih terlihat sama. Mulai dari tatanan foto, tempat tidur yang dihiasi teddy bear favorit Icha dan tatanan meja belajar yang teratur. Lalu entah menagapa kakiku terarah ke meja belajar Icha. Aku melihat sebuah kotak yang berisi buku harian, mungkin itu buku harian Icha. Ku buka dan ku baca buk harian itu.

Tulisan Icha sangat rapi. Dari semua tulisan yang tergores di lembaran buku harian itu, aku tertuju pada bagian lembar buku bagian akhir. Ada tulisan yang membuatku tercengang dan terdiam.
"Dear Diary....
Ini adalah lembaran terakhir dri buku harianku.. mungkin ini juga akan menjadi hari terakhirku untuk menulis si lembaran kertas ini. Aku ingin semua yang tergores dalam lembaran kertas ini berarti dan bermakna. Segal tentang hidupku, tentang orang tuaku, tentang sahabatku, dan semua orang yang kusayangi...

Aku ingin tetap hidup di hati mereka, ingin tersenyum untuk mereka, meski suatu saat nanti sukma ini akan hilang juga.
Untuk kedua orang tuaku, terimakasih atas segalanya. Atas kasih sayang kalian, perhatian kalian. Karena tanpa mama dan papa aku tidak akan hidup sampai sekarang, bahkan aku tidak akan bisa sekuat ini.

Terimakasih untuk sahabat terbaikku, Andin. Kamu memang sahabat yang selalu ada di setiap aku butuh, sahabat yang tak pernah pamrih dan sahabat yang selalu temani aku disaat suka maupun duka. Maaf jika aku sering merepotkanmu. Tanpa kamu, aku tidak akan seperti ini, menjadi seseorang yang tegar dalam menghadapi semuanya.

Maaf, jika aku tidak bisa membagi rasa duka dan sakit ku ini pada kalian semua. Aku tak ingin kalian sedih karenaku. Karena hanya untuk memikirkan ku. Aku tak ingin kalian terbebani oleh ku.
Jika Tuhan hanya memberiku waktu semalam ini saja, aku nggak akan membiarkan orang – orang sedih melihatku. Aku akan berusaha tersenyum dan tertawa di depan mereka. Namun, jika orang – orang sudah melihatku terbaring kaku, aku nggak ingin setetes air mata jatuh dari semua orang yang ku sayangi, tetaplah tersenyum walaupaun itu duka. Karena aku akan selalu ada untuk kalian semua.
Pesan terakhir untuk kedua orang tuaku. Ku mohon kalian jangan bersedih jika aku telah tiada. Ku mohon kalian jangan menangis karena kepergianku. Karena aku nggak akan ninggalin mama dan papa. Kalian adalah orang tuaku yang sempurna. Yang telah berhasil mendidikku. Terimakasih.. mama, papa... You're my everything...

Dan pesan terakhir untuk sahabatku, Andin. Jangan pernah sia – siakan waktumu. Kejarlah cita – citamu setinggi langit, raihlah apa yang kau impikan dan jadikan itu sebuah kenyataan. Karena suatu saat nanti dunia akan menyambutmu dengan penuh senyuman. Semoga kamu bisa melanjutkan kuliah ke Universitas Busan. Dan jika kamu kembali tunjukkan padaku atas keberhasilanmu. Tetaplah semangat dan jadi diri sendiri dan hadapilah semua masalah dengan senyuman. Kamu adalah sahabat yang sempurna bagiku. Best friend forever..."

Ku tutup buku harian itu sambil menangis tersedu – sedu. Aku keluar dari kamar Icha sambil membawa buku harian itu dan berpamitan kepada orang tua Icha.
Langkahku bergegas menuju kampus lagi. Kini aku nggak ingin mengecewakan sahabatku dan kedua orang tuaku yang selalu mendukungku di setiap perjalanan sekolahku. Aku akan mengikuti program beasiswa untuk melanjutkan kuliah ke Universitas Busan. Dan menggapai cita – citaku disana.
***

Tak terasa lima tahun berlalu. Kini aku pulang menuju Indonesia. Tak terasa waktu begitu cepat bergulir mengganti lembaran lama menjadi baru. Aku sudah tidak bisa menahan kerinduanku untuk kembali ke negeriku. Sesampainya di bandara, aku bertemu dengan orang – orang yang ku sayangi. Ternyata mereka sudah mempersiapkan segalanya untuk menyambut kedatanganku. Tak ketinggalan juga kedua orang tuaku. Aku sangat merindukan mereka begitu pula dengan kakakku, aku juga sangat rindu padanya. Tapi ada satu yang nggak ku lihat dari kerumunan orang - orang yang menyambut kedatanganku. Icha, aku nggak menenukan Icha di sekitar kerumunan itu. Tapi aku yakin Icha ada untukku disini.

Selang berapa lama setelah kedatanganku di bandara dan melepaskan kerinduan bersama orang – orang yang ku sayangi. Aku beranjak ke makam sahabatku Icha. Aku akan melepas kerinduaku pada sahabatku Icha.
"Icha... Kamu bisa lihat sekarang... Ini aku, sahabatmu, Andin. Aku telah berhasil menjadi seorang dokter. Aku nggak ingin kamu sedih. Sekarang tersenyumlah, aku disini. Aku senang banget, berkat motivasi darimu, aku jadi seseorang yang bisa memaknai hidup dan lebih dewasa. Icha.... Aku nggak akan pernah melupakanmu. Kamu adalah sahabatku yang tak pernah lekang oleh waktu. Meskipun kamu sekarang sudah tiada di dunia ini, tapi di hatiku kamu tetap hidup dan kamu tetap abadi. Kamu adalah seorang sahabat yang bisa menjadi inspirasi dalam hidupku. Terimakasih sahabat"

Banyak yang ku pelajari dari sahabatku, Icha. Aku bisa menjadi seperti ini karena aku sadar tanpa usaha dan doa, semua yang ku lakukan tak akan ada hasilnya. Aku pernah bermimpi lalu terbangun, namun yang ku lakukan bukan tertidur lagi, tapi aku beranjak dari tempat tidur dan mengejar mimpi itu sampai ku dapatkan. Dan yang terpenting aku selalu mengingat pesan terakhir dari sahabatku "Jangan pernah sia – siakan waktumu. Kejarlah cita – citamu setinggi langit, raihlah apa yang kau impikan dan jadikan itu sebuah kenyataan. Karena suatu saat nanti dunia akan menyambutmu dengan penuh senyuman."
PROFIL PENULIS
Nama : Aliyah Utamawanti
TTL : Sidoarjo, 01 Agustus 1994
Alamat : Desa Penambangan, Dusun Kedungsari, RT 14 RW 03 Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
Agama : Islam
Hobby : Menulis, Menyanyi, Dance, Browsing
Status : Mahasiswa STIE MAHARDHIKA SURABAYA
Zodiak : Leo
Facebook : aliyah.girlz@yahoo.co.id

Monday, November 18, 2013

Kapal Selam Baru Indonesia Dan Prospeknya Di Asia Tenggara




Kapal selam kelas Changbogo Korsel
Pemerintah memastikan rencana pembelian kapal selam tahun ini. Sebagaimana Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Madya Susilo, mengatakan secara implisit di media masa akhir pekan kemarin bahwa setidaknya ada dua unit kapal selam yang akan dibeli. Diberrtahukan pula kementerian sedang memproses tawaran pembelian kapal selam dari beberapa negara. Meski demikian, ia tidak menyebutkan kapal selam buatan negara mana yang akan dipilih. Meski kesepakatan pembelian dilakukan tahun ini, dua kapal selam itu baru selesai dibangun lima tahun mendatang. Akan tetapi ditandaskan pembeliannya menyesuaikan ketersediaan anggaran karena harga kapal selam yang sangat mahal. Ia mencontohkan kapal selam jenis Scorpene yang dibeli Malaysia dari Prancis harganya mencapai €550 juta atau lebih dari US$700 juta. Beberapa hari kemudian Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengambangkan lagi dengan menyampaikan masih dalam proses dengan Kementerian Pertahanan.
Merunut informasi sebelumnya selama beberapa tahun ini terakhir, tender yang sempat diulang kembali mengerucut pada 2 kontestan yaitu galangan Rusia dan Korsel. Mengacu pada hasrat pemerintah tentang prasyarat adanya unsur ToT (Transfer of Technology) di mana kapal selam dirakit di Indonesia maka bisa dipastikan galangan Korsel sebagai pemenang tender dengan produk Changbogo class. Secara historis hingga kini Rusia sangat pelit dalam hal ToT kecuali dalam proyek besar yang dia tidak mampu mendanai sendiri. RRC pun mau tidak mau melakukan reverse engineering guna melakukan ToT secara sembunyi-sembunyi terhadap produk Rusia. Contohnya kasus copy desain Su-27 tanpa izin yang berakhir perselisihan dengan Rusia.
Fase reverse engineering (rekayasa balik) bukanlah sesuatu yang asing bagi Indonesia karena langkah-langkah alih teknologi sudah dibuat master plannya oleh mantan Menristek BJ Habibie dalam konsep alih teknologi dirgantara dengan fiosofi “berawal dari akhir dan berakhir di awal” disebut dengan empat tahapan alih teknologi. Empat tahapan alih teknologi itu, pertama, memproduksi pesawat terbang berdasarkan lisensi utuh dari industri pesawat terbang lain, hasilnya adalah NC 212 lisensi dari Casa Spanyol. Kedua, memproduksi pesawat terbang secara bersama-sama, hasilnya adalah “Tetuko” CN-235 berkapasitas 30-35 penumpang yang merupakan produksi kerjasama secara equal antara IPTN dengan Casa Spanyol. Ketiga, mengintegrasikan seluruh teknologi dan sistem konstruksi pesawat terbang yang paling mutakhir yang ada di dunia menjadi sesuatu yang sama sekali didesain baru, di sinilahproses reverse engineeering berrmain, hasilnya adalah “Gatotkoco” N-250 berkapasitas 50-60 penumpang yang dikembangkan dengan teknologi fly-by-wire dari Airbus. Keempat, memproduksi pesawat terbang berdasarkan hasil riset kembali dari awal, yang diproyeksikan berupa pesawat turbojet bernama N-2130 berkapasitas 130 penumpang. Namun akhirnya Indonesia gagal pada fase keempat reverse engineering karena masalah pembiayaan sedangkan RRC melaju terus tanpa henti.
Dalam proses pengadaan kapal selam harusnya pemerintah lebih tegas dalam item ToT supaya nilai tambahnya pembelian kapal selam meski pada awalnya biaya dan resiko lebih tinggi dibanding beli jadi. Jangan sampai kalah langkah dengan Singapura. Dulu mereka melakukan tender pembuatan 6 frigat kelas formidable yang bekerja sama dengan galangan DCNS. Satu unit frigat dibuat di Lorient Perancis sedangkan sisanya dibuat oleh ST Enginnering di Singapura. Pada proyek korvet Sigma Indonesia, 4 unit semuanya dibuat di galangan Schelde tanpa satu pun yang dibangun di galangan lokal.

Kapal Selam dengan VLS
Memang diakui jika Indonesia memilih kelas Kilo tentu kapal selam yang didapat nanti akan memiliki daya deterrent besar namun Indonesia tidak mendapat nilai tambah selain produk kapal selam itu aja, tidak lebih, tetap akan bergantung pada Rusia selamanya. Meski tidak sehebat kelas Kilo, Changbogo sendiri masih mirip dengan sepasang kapal selam AL Indonesia yang sudah dioperasikan mulai dekade 80-an. Karena memang Changbogo produk Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering melisensi dari U-209/1200 Thyssen/Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW) Jerman yang mulai meluncur ke laut tahun 1991. Meski bukan produk baru dan lebih kecil dari Cakra class namun masih andal dalam operasi, pada spec tertentu Changbogo class bisa pula dibuat hingga 1400 ton. Yang lebih kecil punya AL Argentina U-209/1100, ARA San Luis, sangat mengesankan dalam perang Falkland 1982 melawan AL Inggris. Sejak karamnya destroyer Argentina ARA General Belgrano oleh kapal selam nuklir Inggris HMS Conqueror dan rusaknya kapal selam tua Argentina ARA Santa Fe akibat bom laut, armada kapal perang Argentina ditarik mundur semua ke pangkalan kecuali kapal selam U-209/1100 ARA San Luis. Armada AL Inggris menilainya sebagai ancaman serius dan mengejarnya selama 60 hari tanpa hasil hingga perang Malvinas berakhir. Pengejaran armada Inggris terhadap ARA San Luis melibatkan 1 kapal induk, 11 destroyer, 5 kapal selam nuklir, satu kapal selam diesel, dan lebih dari 25 helikopter ASW. Satu-satunya kesalahan ARA San Luis adalah kurangnya pelatihan awak dalam melayani torpedo kapal selam sehingga gagal meledakkan sasaran.

Kapal selam  modern multi-peran
Tidak ketinggalan Korsel juga sedang mengembangkan teknologi VLS (Vertical Launching System) pada platform U-214/1800. Sistem tersebut memungkinkan pemasangan rudal penjelajah Cheoryong, sebuah rudal jarak jauh Korsel yang mampu menjangkau sasaran sejauh 500 km, versi upgradenya bisa 1000 km. Namun apabila Jerman membatasi transfer teknologi kunci seperti tabung peluncurnya, Korsel meghadapi kesulitan untuk mengekspor kapal selam tersebut, juga regime kontrol rudal melarang ekspor rudal berdaya jelajah lebih dari 300 km. Di samping itu Thyssen-Krupp Marine System Jerman tengah mengembangkan IDAS (Interactive Defense and Attack System), suatu rudal antipesawat jarak pendek untuk kapal selam. Teknologi ini memberikan kemampuan kapal selam yang sedang menyelam untuk menyerang pesawat terbang atau heli ASW yang mengancamnya. Jarak jangkau hingga 20 km, tengah dikembangkan pada platform U-212. Menjadikan U-boat satu-satunya kapal selam yang memiliki kemampuan pertahanan udara. Kilasan teknologi kapal selam di atas membuka peluang dan cakrawala pandang Indonesia terhadap potensi pengembangan kemampuan kapal selam berbasis U-boat ke depan. Bila suatu saat bisa diakses oleh kapal selam Indonesi tidak menutup AL Indonesia akan memiliki armada kapal selam tercanggih di kawasan Asia Tenggara, melebihi Scorpene Malaysia dan Improved Kilo Vietnam. Karena indikator kapal selam serang tercanggih kini indikatornya adalah kemampuan multi-peran multi-matra mecakup peran anti-kapal permukaan dan anti-kapal selam dengan torpedo dan rudal maupun ranjau laut, serangan sasaran daratan, peran pertahanan udara, infiltrasi, dan IRS (Inteligence, Recon, and Surveillance).

Rudal Pertahanan Udara Indonesia

Di awal Januari tahun ini  mengemuka hasrat dari pimpinan pertahanan udara TNI-AU untuk membeli rudal pertahanan udara jarak menengah LY-80 buatan RRC. Sistem rudal pertahanan jarak menengah menjadi salah satu shopping list TNI-AU dalam skema MEF (Minimum Essensial Forces). Militer Indonesia tidak lagi memiliki rudal pertahanan udara yang andal selain era Bung Karno yang pernah membeli S-75 Dvina (SA-2 Guideline) buatan Uni Soviet pada dekade 1960-an. Rudal S-75 bisa menghajar sasaran udara sejauh 45 km setinggi 20 km dengan kecepatan 3,5 Mach. Pesawat mata-mata U-2 Lady Dragon AS yang melintas di atas Jawa Barat pernah dikuncinya namun tidak sampai ditembak. Rudal SA-2 kemudian tidak aktif seiring putusnya hubungan dengan blok komunis (Uni Soviet dan RRC). Di era Orde Baru, misil pertahanan udara sepenuhnya berupa SHORAD (Short Range Air Defense) dan MANPADS (Man Portable Air Defense System) berupa rudal maupun kanon anti-pesawat jarak pendek. Demikian juga kapal perang Indonesia (frigat dan korvet) hanya memiliki rudal pertahanan udara jarak pendek seperti Sea Cat, Mistral Simbad, dan Strella II.

Rudal Pertahanan Udara HQ-16
Perkembangan yang kontras terjadi negara-negara tetangga yang semakin lengkap konfigurasi pertahanan udara berbasis darat maupun kapal perang dengan kombinasi rudal jarak menengah/jauh. Singapura pada awal dekade 1980-an mengakuisi MIM-23B Hawk, sistem pertahanan udara jarak menengah buatan Raytheon Corp AS. Rudal MIM-23B Hawk mampu menyasar target sejauh 40 km hingga ketinggian 14 km. Demikian juga frigat angkatan laut Singapura dipersenjatai rudal pertahanan udara jarak menengah Aster 30 dan Aster 60. Australia mempersenjatai frigat kelas Adelaide dengan RIM-66B Standart-1M (platform Tartar). Rudal tersebut bisa menyasar target sejauh lebih dari 74 km hingga ketinggian lebih dari 24 km. Bahkan sekarang sistem rudal pertahanan udara pada frigat kelas Anzac maupun Adelaide sekarang telah diganti ke RIM-162 ESSM yang kemampuannya lebih baik lagi dengan kecepatan luncur 4 Mach. Sama dengan rencana Thailand yang akan mengupgrade misil pertahanan udara di frigat kelas Naresuan dari RIM-7M Sea Sparrow ke RIM-162 ESSM. Myanmar, Kamboja, dan Vietnam memiliki sistem pertahanan udara jarak menengah S-125 Pechora 2M (SA-3B Goa). Rudal Pechora 2M sanggup menghajar sasaran udara sejauh 35 km di ketinggian hingga 18 km. Disamping memiliki juga S-75 Dvina (SA-2 Guideline), Vietnam pada 2006 melengkapi sistem pertahanan udaranya dengan rudal jarak jauh S-300PMU-1 (SA-20 Gragoyle) dari Rusia. Rudal Gragoyle bisa menjejak sasaran dari jarak 300 km dan memukulnya pada jarak 150 km (jenis misil 48N6) di ketinggian hingga 27 km.
Anggaran pertahanan Indonesia tahun ini yang mencapai 8 milyar Dollar membuka peluang angkatan udara untuk menutup kekurangan rudal pertahanan udara jarak menengah. Harus diakui produsen rudal pertahanan jarak menengah dan jauh sangat sedikit bisa dihitung dengan jari. Rudal permukaan ke udara LY-80 merupakan versi ekspor dari HQ-16 buatan RRC. Proyek Hong Qi -16 dikembangkan RRC bekerjasama dengan Rusia dari platform Buk-M1 (SA-11 Gadfly) dan Buk-2M (SA-17 Grizzly). Hong Qi artinya bendera merah. Sistem HQ-16 dibuat di atas platform mobile darat dan platform kapal perang. Platform mobile darat terdiri dari unit radar dan unit peluncur. Truk peluncur membawa kanister peluncur yang berisi 6 misil. Diyakini pengembangan HQ-16 dimulai tahun 1998. Pemasangan di platform kapal perang (HHQ-16/Hai Hong Qi -16) dengan sistem peluncur vertikal (VLS/Vertical Launch System). Dipasang pada frigat RRC kelas Jiangkai II (Type 054A) dengan VLS yang berisi 32 Misil. Sedang pada kapal destroyer kelas Luyang 1 (Type 052B) dengan VLS yang berisi 48 misil. Radar penjejak target sanggup mengendus sasaran sejauh 150 km dan rudal bisa menyerang sasaran sejauh 50 km dengan ketinggian hingga 10 km. Di samping sasaran pesawat tempur dan helikopter, HQ-16 diklaim mampu menembak jatuh drone (pesawat nirwak) dan rudal Tomahawk yang biasanya menjelajah pada ketinggian kurang dari 50 meter dari permukaan tanah guna menghindari endusan radar dan pencegatan. Maupun mencegat rudal anti-kapal yang terbang rendah (sea-skimming) kurang dari 10 m dari permukaan laut. Pada tahun 2011 pejabat militer RRC mengemukakan ke media bahwa sistem pertahanan udara HQ-16 telah resmi berdinas di angkatan bersenjata RRC dan ditawarkan untuk ekspor.